Jakarta – Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri menegaskan bahwa situasi Ibu Kota saat ini berada dalam kondisi aman, tertib, dan terkendali, termasuk selama momentum aksi “Evaluasi Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran” yang berlangsung pada 20 Oktober lalu.
Menurut Irjen Asep, keberhasilan menjaga stabilitas keamanan tersebut tidak lepas dari perubahan pendekatan Polri dalam menangani aksi unjuk rasa. Ia menyebut, Polda Metro Jaya kini menerapkan paradigma baru: dari pengamanan menjadi pelayanan.
“Kami mengubah mindset. Bukan lagi rencana pengamanan, tapi rencana pelayanan. Polri harus hadir sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat,” ujar Irjen Asep dalam wawancara khusus, hari ini.
Pendekatan baru itu, lanjut Asep, dilakukan secara humanis dan persuasif, dengan menempatkan masyarakat sebagai mitra sejajar, bukan sebagai pihak yang berseberangan. Ia mencontohkan, pada aksi buruh dan kegiatan keagamaan seperti Maulid Nabi, polisi bahkan membagikan air minum, makanan ringan, hingga berdoa bersama para peserta aksi.
“Kami memahami rekan-rekan yang menyampaikan aspirasi bisa kelelahan. Kami ingin hadir menemani, bukan berhadap-hadapan,” ujarnya.
Irjen Asep juga menyebut bahwa Polda Metro Jaya aktif berdialog dengan mahasiswa, ormas, hingga komunitas pengemudi ojek online dalam rangka menyerap aspirasi dan mencegah potensi gesekan sosial.
“Menyampaikan pendapat tidak harus selalu turun ke jalan. Kita bisa berdiskusi bersama dalam suasana terbuka dan saling menghargai,” tambahnya.
Ia mengapresiasi seluruh elemen masyarakat yang selama September hingga Oktober telah menyampaikan aspirasi dengan tertib dan damai. Situasi yang sebelumnya sempat memanas pada Agustus, menurutnya, kini berubah menjadi lebih kondusif dan partisipatif.
Di akhir wawancara, Kapolda menegaskan komitmen Polri untuk terus menjaga pola pelayanan yang humanis.
“Kami sadar, mungkin belum sempurna. Tapi kami terus berbenah agar Polri makin dekat dan dipercaya masyarakat,” tutupnya.
Melalui program “Jaga Jakarta” Polda Metro Jaya mengajak masyarakat menjaga empat hal penting: lingkungan, warga, aturan, dan amanah. Semangat kolaborasi itu diharapkan menjadi pondasi keamanan ibu kota yang damai dan beradab.