Ketahanan Pangan Dimulai dari Pejaten: SPPG Polri Jadi Sorotan

Jakarta – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk Makan Bergizi Gratis (MBG) di Pejaten, Jakarta Selatan (Jaksel) didatangi tim dari organisasi nirlaba The Rockefeller Foundation dan Asian Development Bank. Mereka sempat menyicip menu MBG yang terdiri dari chicken katsu, tahu kecap, tumis jamur sawi serta pencuci mulut yakni pisang.

Mereka makan dari wadah makan stainless atau ompreng di ruang rapat SPPG Pejaten bersama tim dari Badan Gizi Nasional (BGN) dan Wakasatgas MBG Polri Irjen Nurworo Danang. Mereka lantas memuji rasa dari menu makanan tersebut.

Bacaan Lainnya

“This tofu is delicious, (Tahu ini enak),” ucap salah satu perwakilan dari Asian Development Bank usai menyantap menu MBG di SPPG Pejaten, Rabu (30/4/2025).

Rekan-rekannya pun mengamini kualitas rasa dari menu MBG SPPG Pejaten. Diketahui SPPG ini di bawah pengawasan Polri, melalui Yayasan Kemala Bhayangkari.
Perwakilan The Rockefeller Foundation, Paiman, mengaku terkesan dengan SPPG Pejaten. Dia mengatakan proses pembuatan menu MBG terkesan dipertimbangkan dengan matang, salah satunya sisi nutrisi.

“Kami sungguh sangat terkesan dengan kualitas dan profesionalisme yang kami lihat di sini. Segala hal benar-benar dipertimbangkan dengan matang. Termasuk memastikan bahan pangan yang digunakan tidak hanya bernutrisi, tetapi juga aman untuk dikonsumsi anak-anak,” ungkap dia.

Dia mengaku bangga dengan keikutsertaan kepolisian dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak. “Kami juga terkesan dengan dedikasi staff dan pengelola SPPG. Sungguh kebanggaan bagi Polri dapat menjalankan program ini,” pungkas dia.

Perwakilan Asian Development Bank, Ye Xu, sepakat dengan Paiman. Dia mengatakan selain proses masak menu MBG di SPPG Pejaten juga memperhatikan protokol kesehatan dan kebersihan.

“Seperti yang sudah dikatakan rekan saya, Paiman, upaya yang dilakukan Polri ini sangat mengesankan, inovatif, dan masuk akal. Karena menurut saya aparat kepolisian harus menjadi pihak yang mampu dipercaya oleh masyarakat,” tutur Xe Yu.

“Maka sangat luar biasa mengetahui alasan dibalik berjalannya program ini, terutama untuk memberikan makanan bergizi bagi anak-anak. Protokol kesehatan dan kebersihan di sini juga sangat diperhatikan,” tambah Xe Yu.

Untuk diketahui, setiap harinya SPPG Pejaten melakukan uji keamanan makanan atau food security sebelum mendistribusikan MBG ke sekolah-sekolah. Proses food security dilakukan oleh personel Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri.

“Saya harap pihak yang melaksanakan protokol kesehatan, quality and hygiene control, dapat diterapkan juga di berbagai program di negara lain, sebagai upaya menghindari kondisi bayi cacat lahir akibat nutrisi yang kurang,” pungkas dia.

Sebelumnya diberitakan kunjungan itu berlangsung pagi tadi. Irjen Danang menyambut hangat kehadiran tim dari BGN, Rockefeller Foundation dan Asian Development Bank.

Danang mendampingi rombongan berkeliling SPPG untuk melihat fasilitas dan operasional. Danang menerangkan SPPG Pejaten menjadi salah satu percontohan karena dinilai modern.

“SPPG Pejaten dijadikan salah satu role model untuk SPPG pengelolaan secara modern. Tentunya itu menjadi suatu kehormatan dan kebanggaan bagi Polri, yang mendukung program pemerintah, khususnya program MBG,” ucap Danang.

Danang mengatakan Polri memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai pelindung, pelayan dan pengayom masyarakat. Juga, tambah dia, menjaga keamanan serta ketertiban masyarakat (kamtibmas). Maka Polri ikut serta menyukseskan MBG dalam rangka pencegahan gangguan kamtibmas, dengan pendekatan pemenuhan gizi generasi muda.

“Polri mendukung penuh Ketahanan Pangan maupun program MBG. Ini bagian dari tanggung jawab Polri, dan juga menjadi tugas utama Polri karena Polri sebagai aparat pelindung, pengayom, pelayan masyarakat. Tugas Polri salah satunya adalah melakukan prevensif, pencegahan dengan adanya Makan Bergizi Gratis ini,” ungkap Danang.

“Juga upaya Polri bersama sama melaksanakan upaya pencegahan dari hulu, dengan mulai dari program ketahanan Pangan dan MBG, diharapkannya menciptakan generasi-generasi muda yang unggul dengan pemenuhan gizi yang cukup di samping itu juga dampaknya akan memberi meningkatkan kesejahteraan dari masyarakat itu sendiri,” lanjut dia.

Tim Teknis Badan Gizi Nasional (BGN), Alfatehan Septianta, menjelaskan pihaknya menerapkan skema kemitraan dengan Lembaga lain dalam mewujudkan MBG. Alfatehan menyebut keterlibatan Polri mempercepat tercapainya skala penuh implementasi MBG.

“Dengan skema dari BGN yang membuka pola kemitraan untuk lembaga lainnya, seperti Kementerian dan Polri, untuk dapat berperan dan berpartisipasi dalam implementasi Makan Bergizi. Ini menjadi bukti nyata yang konkret akan pentingnya kolaborasi antar-lembaga” tutur Alfatehan.

Dia menyebut target capaian BGN adalah jumlah penerima manfaat MBG mencapai 82 juta jiwa. Khususnya balita, anak sekolah dan ibu hamil serta menyusui.

“Harapannya dalam keterlibatan Polri dalam program MBG ini dapat mempercepat tercapainya skala penuh implementasi program, yang di mana direncanakan mencapai 82 juta penerima manfaat. Ini bisa melayani seluruh masyarakat, terutama balita, anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui. Dan harapannya secara maksimal meningkatkan gizi, pendidikan, dan sosial ekonomi di masyarakat,” ujar Alfatehan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *